Iri seperti penyakit yang menggerogoti jiwa manusia. Iri menghancurkan segi kejujuran dalam tiap manusia, kehilangan jati diri dan pada akhirnya terlontar dalam genangan penghinaan yang tanpa akhir. Jadi lebih baik perlu, tetapi jadi seseorang belum pasti hebat seperti bayang-bayangmu. Pikirkan, siapa namamu? Jika itu betul namamu, semestinya kamu membawa juga jati diri kamu dan tidak boleh jadi seseorang. Jadilah diri kamu sendiri, sebab hal tersebut mahal harga.
Dibanding kamu lagi merenungi nasib sebab ketidaksamaan yang menerpa berasa benar-benar berat. Karena itu, membuka mata dan tunjukkan apa yang sesungguhnya berlangsung di luaran sana, apa tidak ada orang yang lebih malang dan nelangsa daripada kamu. Syukurlah pada sesuatu yang diberi Tuhan. Karena Tuhan juga punyai gagasan, punyai penghitungan luar biasa dalam mengendalikan rezeki, jodoh bahkan juga hari-harimu.
Apa kamu pernah memikir, jika seluruh orang yang sukses itu tidak pernah mempunyai permasalahan yang serupa dan kemujuran yang serupa. Semua punyai triknya sendiri untuk capai suksesnya. Dibanding kamu menyumpah diri kita sebab sekarang ini entahlah mengapa roda hidupmu seakan ada di bawah dari rekan-rekan atau orang yang lain sepantaranmu, tidakkah lebih bagus kamu lagi usaha semaksimal kemungkinan?
Menghadapi semua ketidakberhasilan atau masalah dengan semangat yang selalu baru tiap detiknya. Kira saja semua kesusahan itu batu injakan curam yang membawamu keatas keberhasilan.
Dalam berpembawaan, khususnya dalam style kenakan pakaian kamu condong berasa tertinggal jaman. Bukannya pengin disebut stylish, tetapi malahan disebut norak sebab low anggaran. Mengapa tidak coba membuat style sendiri yang sesuai style hidupmu? Jika memang simpel, ya berpembawaan simpel saja. Gunakan baju casual untuk setiap hari. Toh kenakan pakaian tidak harus penuhi hasrat jaman, kamu menjadi individu yang memikat seandainya kamu pandai menjaga dan membenahi identitas diri kamu.
